Find us on Facebook

Minggu, 03 Juni 2012

Tragedi Adam Air Sesuai Prediksi ? Atau Kebetulan Semata ?

Kanal: Peristiwa

Mendengar berita musibah kecelakaan pesawat Adam Air tanggal 1 Januari 2007 yang baru lalu, saya terhenyak dan langsung teringat akan sebuah email yang beredar di milis - milis sebelum kejadian ini.

Dalam email yang sudah diterjemahkan itu, tidak dijelaskan nama penulis aslinya, dan hanya dikatakan ditulis oleh seorang ekspat yang tinggal di Indonesia tersebut, dijelaskan secara gamblang tentang kondisi dan umur pesawat - pesawat komersial yang beroperasi di Indonesia, salah satunya yang mendapat sorotan tajam adalah Adam Air. Berikut email tersebut yang mampir ke inbox saya pada tanggal 30 November 2006 yang lalu (perhatikan alinea terakhir email tersebut) :

Pada waktu saya kembali dari  liburan di Bali, saya menggunakan Adam Air rute Denpasar - Jakarta. Saya mendengar  maskapai yang relatif baru ini dari beberapa teman, yang menyebutkan bahwa  maskapai ini mempunyai pesawat-pesawat  yang relatif baru dan diijinkan terbang ke Singapura. Kedengarannya maskapai ini  sangatlah bagus, khususnya jika menyangkut masalah tiket sekali jalan yang hanya Rp.  295.00,- yang sedikit lebih mahal dari penerbangan "metro-mini" Lion Air. Penawaran ini  sangat bagus, berdasarkan pengalaman saya tinggal beberapa tahun di  Indonesia. Tapi kemudian saya  mulai berfikir bahwa ini terlalu bagus dan pasti ada yang salah dengan semua  ini.

Bagaimanapun, saya memutuskan untuk mencoba keberuntungan saya dan terbang bersama Adam Air, yang ternyata banyak orang juga berfikir sama karena pesawatnya sudah penuh di booking ? Dibandingkan dengan Garuda yang nyaris tanpa penumpang. 

Waktu naik pesawat Adam Air, saya segera melihat bahwa Boeing 737-400 tersebut, engine cover-nya penuh dengan goresan (scratch), sayapnya sangat kotor dan banyak cat-nya yang cacat, pintunya juga terlihat sangat tua dan sangat jauh dari ekspektasi saya akan pesawat baru. Bagaimanapun, saya tetap memutuskan untuk menguji level keberanian saya untuk tetap terbang dan masuk ke pesawat. Sebagai catatan, saya mencatat kode registrasi pesawat PK-KKI.

Sesampainya di Jakarta, saya  mencari kode tersebut di database penerbangan dan "Pesawat Baru" tersebut  pertama kali terbang pada  10 Desember 1988, yang artinya  umurnya sudah 17 tahun, dan  kalau dibandingkan dengan umur manusia, berarti usianya menjelang 50 tahun.  Dalam catatannya juga disebutkan bahwa pesawat ini mempunyai jam terbang  yang tinggi, dimana sebelumnya digunakan oleh Sahara India Airlines, Sierra National Airline dan  Air Belgium (pemilik pertama). Sungguh merupakan  catatan yang menarik untuk sebuah pesawat. Sekarang pertanyaannya adalah  apakah saya yang kurang beruntung sehingga mendapatkan satu-satunya pesawat  tua di Adam Air, atau apakah semua pesawatnya memang tidak sebaru seperti  yang saya harapkan?

Mengikuti rasa keingintahuan  saya, coba lihat Tabal Pesawat Adam  Air berikut yang menyajikan informasi umur dari masing-masing  pesawat.   

No    Registrasi                  Penerbangan  Pertama      Umur   

1      PK-KKF  737-200        12-02-1980                      26 

2      PK-KKN  737-200        21-03-1980                     25 

3      PK-KKQ  737-200       16-01-1981                     25

4      PK-KKJ  737-200        03-02-1982                      24

5      PK-KKL  737-200       12-04-1984                       21

6      PK-KKE  737-300       31-08-1987                       18  

7      PK-KKP  737-200       31-05-1988                       17 

8      PK-KKH  737-400       11-07-1988                       17 

9      PK-KKU  737-300       04-08-1988                       17    

10    PK-KKI  737-400        10-12-1988                       17    

12   PK-KKD  737-400        22-12-1988                       17

13   PK-KKR  737-300        09-01-1989                       17 

14   PK-KKS  737-400        28-01-1989                       17 

15   PK-KKT  737-400        05-09-1989                       16 

16   PK-KKG  737-400        07-01-1991                       15 

17   PK-KKC  737-400        09-01-1992                       14 

18   PK-KKA  737-500        10-06-1997                       08

Melihat tabal  tersebut, saya benar-benar beruntung, dimana pesawat berumur 17 tahun yang saya tumpangi termasuk  yang baru dibandingkan dengan pesawat Adam Air lain dengan kode regirtrasi  PK-KKN (KKN adalah singkatan paling popular di Indonesia untuk  Korupsi-Kolusi-Nepotisme), yang umurnya 25 tahun.

Dibandingkan  dengan usia manusia, pesawat ini sama dengan manusia berumur hamper 80 tahun  dan mungkin sudah memesan  tempat di kuburan  .

Berdasarkan tabel di atas, kita  bisa menghitung umur rata-rata pesawat Adam Air, yaitu 18 tahun. Sebenarnya, hanya ada satu pesawat yang umurnya  kurang dari 10 tahun, dan jika saya tidak salah, ini pasti pesawat yang  diijinkan mendarat di Singapura.

Jelas, banyak penumpang  memilih Adam Air karena berfikir  tentang pesawat yang baru, padahal armada sebenarnya dipenuhi oleh pesawat polesan seperti baru  (refurbished) dengan hanya satu pesawat yang relatif baru, yang  digunakan tim marketing  Adam Air untuk menciptakan image, atau lebih  tepat khayalan, tentang terbang dengan pesawat baru. Mungkin definisi Adam Air tentang pesawat  "baru" adalah definisi untuk penerbangan lokal Indonesia, dan mungkin persepsi  saya lah yang salah.


Untuk memverifikasi hal  tersebut, saya membandingkan umur rata-rata pesawat dari beberapa  penerbangan di Indonesia, dan inilah Statistik Umur Pesawat Penumpang di  Indonesia:

Garuda  Indonesia             Umur 10.0 tahun

Lion Air                             Umur 17.3 tahun 


Adam Air                           Umur 18.1 tahun

Awair                                Umur 18.8 tahun


Merpati                             Umur 21.6 tahun

Batavia                             Umur 23.4 tahun

Sriwijaya  Air                      Umur 23.5  tahun

Mandala  Airlines               Umur 23.9  tahun

Bouraq Indonesia Airlines   Umur 25.1  tahun


Mengejutkan! Dengan armada  berumur 18 tahun, Adam  Air menempati urutan ketiga dari armada dengan pesawat  terbaru di Indonesia.Garuda Indonesia memimpin  dengan armada berumur 10 tahun. 

Hal lain yang  sangat mengejutkan adalah Lion  Air menempati urutan  kedua dengan armada sedikit lebih muda, yaitu 17 tahun?? Itu hampir setengah kali  lebih tua dari armada Garuda Indonesia.

Urutan terakhir  ditempati oleh Bouraq  Indonesian Airlines, dengan umur  pesawat 25 tahun, yang memberikan saya ide tentang Fear Factor stunt-man "Terbang bersama  Bouraq" untuk trial & error penyakit ketakutan terbang  (flying phobia).

Mandala  Airlines menempati urutan kedua dari  terakhir. Melihat hal ini, saya teringat dengan kecelakaan pesawat Mandala Boeing 737-200 pada 5  September 2005 yang menelan korban hampir 150 orang. Pada saat  kejadian, pesawat PK-RIM tersebut berumur 24 tahun.

Sebagai pembanding, pesawat  Lion Air McDonell-Douglas  MD-82 yang mengalami kecelakaan di Airport Solo pada 30 November 2004 dan  menelan korban 25 orang, berumur 20  tahun. Pada laporan terakhirnya, jam terbang pesawat tersebut  56,674 jam dan telah melakukan  pendaratan 43,940  kali!

Saya pikir bukanlah suatu  kebetulan kalo pesawat-pesawat yang mengalami kecelakaan berumur paling tidak 20 tahun. Sebagai  pembanding, saya mengecek umur rata-rata pesawat dari maskapai-maskapai  pemilik sebelumnya pesawat Adam  Air PK-KKI yang saya tumpangi.

Blue  Panorama Airlines                             Umur  11.6 tahun

Sahara  India Airlines                                Umur  10.5 tahun

Sangat menarik  ternyata, 11.6 tahun dan 10.5 tahun, yang membuktikan bahwa kedua maskapai  di atas merasa bahwa pesawat tersebut terlalu tua untuk beroperasi,  sementara manajemen Adam Air berpikir bahwa mengoperasikan  pesawat berumur 17 tahun adalah benar-benar tidak  bermasalah???  SNOBBISH ! But FOOLISH ? (Congkak! Tapi  Tolol?)

Mencari  di beberapa Koran, saya menemukan beberapa artikel yang bisa menjadi  kesimpulan dari tulisan ini.

Yang pertama datang  dari The Jakarta Post (11 Februari 2006):  Sebuah pesawat Adam Air Boeing 737-300 yang melayani rute Jakarta-Makasar,  terpaksa mendarat secara  darurat pada hari Sabtu, di bandara kecil Tambolaka, Sumba-NTT; disampaikan oleh  juru bicara Adam Air.

Pesawat tersebut berangkat dari  Bandara Soekarno-Hatta Jakarta pada jam 6:20 a.m. dengan 145 penumpang.  Pesawat dijadwalkan mendarat di Bandara  Hasanuddin Makassar pada jam 9:25 a.m. waktu setempat. Begitu  menurut Suwandi, Supervisor  Adam Air di Makassar.

"Tapi, masalah navigasi membuat pilot Tri Tuniogo kehilangan kontak dengan bandara  tujuan", ucap Suwandi. Pesawat kemudian ditemukan telah mendarat di Tambolaka pada jam 9:45 a.m. waktu  setempat.

"Tidak ada yang terluka dalam  insiden ini", ucap Didik,  public relation Adam Air Jakarta, yang menambahkan juga bahwa pendaratan  darurat dilakukan karena kondisi cuaca  yang buruk. "Berdasarkan kondisi cuaca, terjadi badai atau hujan  lebat yang memaksa pilot untuk mendarat - kami belum mendapat informasi lebih  lanjut," ucap Didik. Jadi, ini masalah cuaca buruk dan  pesawat harus mendarat. Tidak ada yang aneh kan? Sampai Anda baca terbitan selanjutnya  pada hari Valentine. 


Kementrian Perhubungan mengangap  Adam Air telah melakukan pelanggaran  serius dalam pengoprasian pesawat, tapi masih memerlukan bukti  mengenai insiden serius pada sistem navigasi pesawat. "Ini adalah  pelanggaran serius dan yang pertama kali terjadi pada penerbangan di  Indonesia," ucap Dirjen  Perhubungan Udara, Iksan  Tatang, menjawab pertanyaan wartawan pada hari  Senin.

Pesawat Adam Air Boeing 737-300 dengan nomer  penerbangan DHI728, melakukan  pendaratan darurat di Tambolaka, Sumba Barat-NTT, setelah berputar-putar  selama 3 jam karena kegagalan navigasi dalam perjalanannya dari Jakarta  melewati NTT, dimana dirjen mengatakan bahwa pesawat tersebut seharusnya  tidak boleh terbang karena masih ada pemeriksaan yang tertunda oleh Komite  Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Direktorat Sertifikasi  Kelayakan Terbang.

Itu sangat menarik!  Awalnya insiden ini terjadi karena cuaca  buruk, dan sekarang karena kegagalan sistem navigasi. Huh? 


Saya pikir cerita sebenarnya  adalah pelanggaran serius yang dilakukan  oleh Adam Air. Untuk Anda ketahui, dua orang teman saya terbang  dari Manado  dengan Lion Air dan pesawatnya  mengalami permasalahan serius sampai-sampai pramugari memerintahkan semua penumpang memakai jaket  penyelamat. Untungnya penerbangan berakhir tanpa insiden, dan  tidak ada satu pun Koran yang menulis berita tentang kejadian ini. Mungkin  karena KKN yang saya sebutkan sebelumnya.

Mungkin Anda  bertanya-tanya seberapa tua Boeng  737-300 yang mengalami kegagalan sistem navigasi tersebut.  Melihat umur armada Boeng 737-300 Adam Air, pesawat tersebut pastilah  berumur paling tidak 17 tahun.  Mungkin pesawat terlalu muda 3 tahun untuk masuk dalam daftar kecelakaan  pesawat di Indonesia.


Lihat gambaran  keseluruhannya, saya  memprediksi akan ada paling tidak satu kecelakaan pesawat lagi di Indonesia sebelum tahun 2006  berakhir. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar